Jumat, 07 Desember 2007

The nobility of teaching

Ini adalah tulisan yang terlambat diposting.

Rabu siang itu berkumpul hampir 1000 guru dari berbagai daerah dan tingkatan di Sasana Budaya Ganesha Bandung dalam acara The Nobility of teaching yang digelar oleh Mizan dan Telkom, didukung juga oleh Gramedia Group.

Pada acara ini dihadirkan Andrea Hirata (penulis buku/novel “Laskar Pelangi”) dan Ibu Muslimah (sebagai tokoh novelnya). Juga hadir Pak Haidar Bagir sebagai pemerhati pendidikan (beliau aktif di Sekolah Lazuardi – Depok, sekaligus orangnya Mizan juga).

Sayang … waktunya terlalu pendek karena banyak ceremonialnya. Acara talkshow dipandu Mba Tutu yang cukup menarik.

Memang tidak terlalu banyak yang diungkapkan oleh Andrea, hanya beberapa kata penghargaannya pada guru semasa SD-nya yaitu bu Muslimah yang hadir di situ. Bahkan saat ditanya kesan-kesannya terhadap guru lain di level SMP – SMA atau di kampusnya. Andrea hanya mengatakan, “disinilah bedanya antara guru hebat dengan guru yang belum hebat”, katanya lagi kalau guru hebat dia akan mengajak murid-muridnya selalu ingin tahu dan mencintai ilmu yang diberikannya. Sedangkan guru yang belum hebat, menjadikan “ilmu yang diberikannya menjadi beban” bagi murid-muridnya. ( itu pendapat mas Andrea ).

Tentang bu Muslimah, apa yang disampaikan beliau memang sangat sederhana (memang beliau bukan pemerhati pendidikan yang penuh dengan teori dan konsep yang hebat, beliau praktisi yang bergelut dengan realitas). Sederhana tetapi didasari oleh ketulusan hati, naluri, dan pengalamannya yang sudah 36 tahun berkecimpung mendidik anak-anak di pulau kecil Belitong.

Menyambung dengan bukunya ... "Laskar Pelangi", walaupun kejadian di buku itu sudah berpuluh tahun yang lalu, namun saat ini pun masih relevan. Karena saat ini pun masih ada sekolah-sekolah yang kondisinya hampir sama dengan kondisi SD Muhamadiyah Belitong saat itu. Disisi lain banyak juga sekolah yang sangat maju, hebat bangunannya, hebat pula guru dan siswanya, bahkan setiap anak dibekali mobil pribadi yang siap menjemput dan mengantar.

Bagaimanapun dan di manapun ... rupanya masih banyak ladang beramal untuk kita yang sudah terpanggil sebagai guru.

Memang saat ini tantangannya berbeda, ... karena di beberapa sekolah dengan fasilitas yang serba hebat, segala kelengkapan sarana, sampai media komunikasi dan internet yang unlimited. Ternyata sering membuat siswa merasa "ngegampangin", kurang perjuangan, motivasi belajar masih rendah, dan pola pergaulan yang terlalu longgar.

Semoga di tangan para guru ... yang berdedikasi dan mulia, semua generasi muda Indonesia bisa lebih maju dan menjadi cahaya bagi bangsa.

Tidak ada komentar: